Saya memiliki kekuatan iddhi berupa sepasang mata bathin. Dan saya juga mampu mengamati dan menganalisa cahaya yang dipancarkan dari wajah orang. Banyak sekali umat yang berkonsultasi pada saya, dan umumnya pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan pada saya berkisar pada permasalahan dunia gaib dan kekuatan gaib.
Pernah ada seorang Tuan Gan datang pada saya. Terkejut sekali saya sesaat memperhatikannya, karena di seluruh tubuhnya baik didepan maupun dibelakang penuh dengan aneka rupa wajah setan yang aneh-aneh. Dan semua setan itu turut serta kemanapun Tuan Gan ini pergi dengan menampakkan perangai yang mengerikan dan menakutkan.
Saya tidak segera mengatakan semua itu kepada yang bersangkutan. Setellah selesai berkonsultasi, saya memberikan sebuah kitab “Ko Ong Kuan Si Im Keng” dan berpesan padanya agar membacanya tiap hari tiga kali, karena akan memberikan manfaat yang sangat besar baginya.
Ia bertanya : “Manfaat apa yang akan saya peroleh?” Saya menjawab: “Dapat membuat anda berada dalam suasana kegembiraan dan kesucian sepanjang masa”.
Tuan Gan membawa pulang kitab itu, dan beberapa hari kemudian kemblai ia mendatangi saya. Kali ini yang menempel di tubuhnya bukan lagi para stan dengan macam-macam bentuk yang aneh-aneh tetapi para Dewata dengan jubah kebesaran dari surga yang memancarkan cahaya suci dan jernih dan disertai dengan kawalan harum semerbak aneka bunga dan macam-macam panji dan ketu. Penampilan mereka sangat anggun dan semua para Dewata itu menampakkan diri dalam sikap yang sangat bersahabat.
Maka saat itulah saya katakan padanya segala sesuatu yang pernah saya lihat pada dirinya beberapa hari yang lalu. Serta merta Tuan Gan bersujud sambil beranjali pada saya dan berkata: “Tahukah Anda, bahwa sebenarnya saya adalah seorang yang memiliki ilmu sihir, dan kedatangan saya beberapa hari yang lalu adalah penjajagan untuk mengetahui seberapa tinggi ilmu anda sebelum mengajak anda bertarung, karena kabar yang beredar mengatakan bahwa ilmu anda lebih tinggi daripada saya. Tetapi, setelah memberikan sebuah kitab kepada saya, dan saya menuruti pesan anda membacanya tiga kali, maka pada malam harinya saya bermimpi, dalam mimpi itu dengan jelas sekali saya menyaksikan bahwa anda adalah penjelmaan Amitabha Buddha. Keringat dingin membasahi sekujur tubuh saya begitu saya sadar dari mimpi. Awalnya saya bermaksud bertarung dengan anda, mengerahkan segala kemampuan dan ilmu saya untuk meneluh anda, mencelakai anda supaya anda kehilangan ingatan. Tapi sekarang hasrat saya sudah berubah, kedatangan saya hari ini adalah untuk bersarana pada anda, saya ingin mempelajari Dharma dan segala ajaran dan ilmu yang murni, dan tak akan lagi saya mencelakai orang lain dengan ilmu-ilmu sihir.”
Mendengar pengakuannya itu, saya sendiri juga sangat terkejut. Maka, cerita selanjutnya adalah Tuan Gan itu telah menjadi salah satu murid saya. Saya memberikan Abhiseka sarana padanya, dan mengajarinya beberapa pengetahuan dan ajaran dasar Tantrayana, dan berpesan agar ia tekun melatih dan melaksanakannya tiap hari. Kejadian ini, telah memberi kesan yang sangat mendalam bagi saya, dan saya harus lebih berhati-hati di kemudian hari.
Saya sering berkata bahwa “Segala macam benda berkumpul menurut jenisnya masing-masing. Dan hasrat yang ada dalam pikiran dan benak kita juga akan mendatangkan getaran pikiran yang sama untuk berkumpul bersama dengan kita”. Dengan hasrat dan pikiran yang buruk, maka getaran pikiran yang tersiar keluar adalah getaran pikiran yang buruk, maka dengan sendirinya resonansi yang menjawab dan datang berkumpul dengan getaran pikiran buruk kita itu adalah para setan dan mara yang memiliki sifat buruk sebagaimana buruknya pikiran dan hasrat kita itu. Sebaliknya jika hasrat yang ada dalam benak kita bersifat baik, maka getaran pikiran yang tersiar keluar dan resonansi yang menjawab getaran pikiran itu pun adalah para Dewata baik yang datang untuk melindungi diri kita.
Sebagaimana halnya Tuan Gan tadi, ia semula adalah seorang yang mempraktekkan ilmu sihir jahat yang mencelakai orang lain, maka semua ilmu yang dipraktekkannya itu didukung dan dibantu oleh para setan dan mara yang berniat buruk dan jahat. Namun, begitu hasratnya berubah, begitu ia meninggalkan ilmu setan dan mempraktekkan ilmu yang berasal dari ajaran dan Dharma murni, maka para setan dan marapun meninggalkannya, dan sebagai pengganti para Dewata melindungi datang dan memberkahinya. Maka hasrat yang ada dalam pikiran dan benak kita adalah sesuatu yang memegang peranan sangat penting!.
Dalam praktek ajaran-ajaran Tantrayana, hasrat dan pikiran yang ada dalam benak adalah sesuatu yang sangat diutamakan. Contohnya adalah ketika kita melaksanakan visualisasi kejernihan cahaya Cakra Candra dan huruf mantra yang ada ditengah Cakra Candra itu.
“Om … Ah … Hum”
Dari huruf-huruf mantra itu kemudian dihadirkan Dvatrimsadvaralaksana Sang Tathagata dengan ciri-ciri istimewa :
- Bentuk kaki yang datar
- Seribu jari di kedua kakinya
- Jari jemari yang ramping dan panjang
- Tangan dan kaki yang liat
- Ukuran jari kaki dan tangan yang serasi
- Tumit dengan ukuran penuh
- Telapak kaki yang melengkung
- Memiliki bentuk paha seperti rusa jantan
- Kedua tangan yang terjuntai menyentuh tumit
- Alat kelamin yang menyusut kedalam secara sempurna
- Panjang dan jangkauan tangan yang seimbang
- Setiap helai rambut yang berwarna hitam berkilauan
- Bulu-bulu di sekujur tubuh yang ikal
- Badan setinggi 10 ft yang berwarna keemasan
- Lingkaran cahaya bulan memagari sekeliling tubuhnya
- Kulit yang halus dan lembut
- kedua telapak kaki, telapak tangan dan kedua bahu serta puncak kepala yang bulat
- Kedua belah ketiak yang berisi
- Bentuk tubuh yang menyerupai singa
- Berdiri tegak dengan kedua bahu yang tegap
- memiliki 40 buah gigi yang berwarna putih, rata dan rapat
- Keempat gigi taringnya berwarna putih bersih
- Memiliki bentuk rahang singa
- Air liurnya dapat memperbaiki rasa dari segala jenis makanan
- Lidahnya panjang dan lebar
- Suaranya dalam dan bergetar
- Mata berwarna biru tua
- Bulu matanya bagaikan bulu mata raja banteng
- Bulu lentik diantara kedua alis mata yang memancarkan cahaya
- Sebuah usnisa atau tonjolan daging diatas sanggulnya
Bayangkanlah lakukan visualisasi bahwa Sang Tathagata sedang masuk kedalam hati anda. Dan terjadi penyatuan antara Buddha dan diri kita. Manfaat melakukan visualisasi ini antara lain adalah :
- Tidak adanya niatan-niatan yang buruk dan jahat
- Berada dalam situasi parisuddhi
- Berada dalam sebuah karakter/sifat yang sama dan sejenis
- Dapat membuktikan terjadinya yukta
Sekali lagi saya tandaskan, bahwa ajaran-ajaran Tantrayana adalah ajaran Dharma yang sangat mengutamakan pelaksanaan yang nyata dan konkret. Dan dalam pelaksanaan-pelaksanaan itu, kita harus melakukan pembentukan Mudra, penjapaan Mantra, dan juga melakukan Visualisasi. Dan ketika melaksanakan semua ritual itu, sesuatu yang sangat penting adalah bahwa niat kita haruslah benar-benar bulat serta murni Parisuddhi.
Banyak ajaran-ajaran yang menuntut umat untuk melaksanakan berbagai macam kebajikan, akan tetapi yang untuk melaksanakan semua ajaran dan kebajikan tersebut, haruslah diwujudkan dalam latihan dan pelaksanaan kehidupan sehari-hari, berusaha untuk mendapatkan Yukta dengan para Buddha. Itulah jalan yang harus ditempuh oleh para siswa Sang Buddha
Sumber :
Bulanan CENFO Indonesia
NO:18, SEPT 2002