AKUSALA CITTA 12

Dalam diri manusia yang belum mencapai tingkat-tingkat kesucian terdapat sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk. Diantara ke dua jenis sifat tersebut, sifat-sifat buruklah yang lebih dominan dalam diri manusia. Oleh sebab itu, manusia lebih suka berbuat jahat daripada berbuat baik yang tentunya akan mengakibatkan penderitaan bagi manusia itu sendiri. Sifat atau pikiran buruk itu berakar dari…

Prinsip Etika dan Moral Buddhis

Pada dasarnya, menurut ajaran Buddha, prinsip etika dan moral diatur dengan memeriksa apakah suatu tindakan tertentu, baik yang berhubungan dengan tubuh maupun ucapan, cenderung membahayakan diri sendiri atau orang lain dan dengan demikian menghindari tindakan apa pun yang cenderung membahayakan. Dalam ajaran Buddha, ada banyak pembicaraan tentang pikiran yang terampil. Pikiran yang terampil menghindari tindakan…

Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Aṭṭhaṅgika Magga)

Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Aṭṭhaṅgika Magga) adalah yang keempat dari Empat Kebenaran Mulia – yang pertama dari ajaran Sang Buddha. Semua ajaran mengalir dari landasan ini. Empat Kebenaran Mulia terdiri: 1. Kebenaran Mulia tentang realitas Dukkha sebagai bagian dari keberadaan yang terkondisikan. Dukkha adalah kata yang memiliki banyak sisi. Arti harfiahnya adalah “sesuatu yang sulit…

Lima Agregat Pembentuk Kehidupan

Istilah agregat merujuk pada konsep lima kelompok unsur kehidupan (Pali: pañca-khandha, Sanskerta: pañca-skandha) yang membentuk pengalaman individu atau apa yang dianggap sebagai “diri” manusia. Lima agregat ini menjelaskan komponen-komponen yang bersama-sama menciptakan ilusi “keberadaan diri” atau “ego”. Meskipun kita sering menganggap diri kita sebagai entitas yang utuh, Buddha mengajarkan bahwa “diri” sebenarnya adalah kumpulan dari…

Jalan Dharma Menuntun Pencerahan, Kisah Milarepa

Kehidupan seorang manusia seringkali penuh dengan perjalanan yang tak terduga dan perjuangan yang luar biasa. Salah satu kisah inspiratif yang telah mengilhami banyak orang di seluruh dunia adalah kisah Milarepa, seorang tokoh suci dan spiritual dari Tibet. Kisahnya mengajarkan kita tentang kekuatan transformasi pribadi, ketabahan, dan pencarian spiritual. Milarepa adalah salah satu tokoh spiritual yang…

Sila sebagai Pengendalian

Sila adalah cara untuk mengendalikan diri dari segala bentuk-bentuk pikiran yang tidak baik, dan merupakan usaha untuk membebaskan diri dari segala akar-akar kejahatan, yaitu: kebencian (dosa), keserakahan (lobha) dan kebodohan batin (moha). Ia merupakan gerak-gerik pikiran (cetana) yang bersikap mengendalikan diri untuk tidak melanggar peraturan-peraturan dan norma-norma kebaikan yang berkenaan dengan pembersihan batin, maupun peraturan-peraturan…

Buddha Dhamma

AGAMA BUDDHA biasanya lebih dikenal dengan nama Buddha Dhamma. Seluruh ajaran dari Sang Buddha Gotama dapat disarikan dalam satu kata saja, yang dalam bahasa Pali disebut Dhamma atau dalam bahasa Sansekerta disebut Dharma. Bahasa Pali adalah bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat di kerajaan Magadha, pada masa hidup Sang Buddha Gotama. Dhamma berarti Kesunyataan Mutlak, Kebenaran…

Pikiran Adalah Pemimpin

MELAWAN kebencian dengan cintakasih. Apa Mungkin? Jawabnya, sangat mungkin. Apalagi Hyang Buddha mengajarkan bahwa kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian. Kebencian harus dibalas dengan cinta kasih. Sebagai manusia dari saat kesaat selalu bisa ada masalah yang harus dipecahkan. Pecahkanlah masalah dengan bijaksana. Jangan sampai dalam memecahkan masalah, menimbulkan masalah baru yang tidak baik.…

Kasih Sayang Tanpa Kebijaksanaan

Ada suatu kebiasaan di antara umat Buddha untuk membeli dan membebaskan burung, ikan, kura-kura dan makhluk hidup lainnya sebagai suatu “perbuatan baik”. Saya akan meninjau secara ringkas terhadap kebiasaan ini, serta berbagai cabangnya. Seandainya dianggap baik dan “berjasa” perbuatan melepaskan binatang dan burung, maka konsekuensi logisnya, pertama-tama haruslah dianggap bahwa yang menangkap dan menjualnya adalah…

Dhamma Memang Bukan Barang Baru

Kecenderungan manusia pada umumnya adalah selalu ingin mencari sesuatu yang baru. Ini karena sifatnya yang pembosan dan karena kenyataan dari tidak kekalnya dan tidak tetapnya hati dan pikiran manusia (anicca). Tak pelak lagi, semuanya yang telah didapatkan segera akan ditinggalkan, dan ia mulai lagi mencari-cari sesuatu yang baru (menurut pandangannya). Celakannya, karena sempitnya pengetahuan manusia,…