Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, menjadi saksi keindahan langit dengan ratusan lampion, merayakan Maha Sanghadana dan Lights of Peace Candle Light serta Penerbangan Lampion dalam acara Pabbajja Samanera Sementara oleh Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) tahun 2023. Maha Sanghadana, sebagai bagian dari kegiatan Pabbajja Samanera dari 16 hingga 28 Desember 2023, bukan hanya memiliki makna simbolis dalam ajaran Buddha, tetapi juga diharapkan memperkuat persatuan dan kedamaian menuju kemakmuran Indonesia.
Penerbangan ratusan lampion ini menjadi simbol sakral untuk melepaskan energi negatif, terbuat dari kertas ramah lingkungan, membentuk dan diikat dengan sumbu sebagai bahan bakar untuk mendorong penerbangan. Acara berlangsung di Lapangan Marga Utama Candi Borobudur pada malam Sabtu (23/12/2023).
Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Saiful Rahmat Dasuki memberikan apresiasi pada kegiatan ini, berharap dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur. Saiful Rahmat Dasuki, yang baru pertama kali menerbangkan lampion di Candi Borobudur, menggambarkan acara tersebut sebagai “indah” dan “spektakuler.”
“Ke depannya, diharapkan pengemasan acara lebih baik lagi, sehingga banyak wisatawan yang datang pada acara seperti ini. Saat menerbangkan lampion tadi, harapannya pemilu berjalan damai, pemilih terpilih, dan pemimpin bangsa mampu mengantarkan menuju Indonesia Emas,” ungkapnya.
Wamenag Saiful Rahmat Dasuki juga mengingatkan agar agama tidak dimanfaatkan sebagai alat politik, khususnya untuk kepentingan elektoral. “Jangan jadikan agama sebagai alat kemenangan elektoral, agama dijadikan sebagai alat elektoral suara. Jadikanlah agama sebagai dasar dalam berkontestasi dalam politik,” ujarnya pada Sabtu (23/12/2023).
Pemilu, menurut Wamenag, adalah kegiatan demokrasi yang berulang setiap lima tahun sekali. Ia mengajak semua umat beragama untuk berdemokrasi secara damai dan riang gembira. “Pemilu adalah sesuatu yang berkala dan berulang setiap lima tahun sekali, jadi kita lewati Pemilu ini dengan damai, senang, nyaman dengan gembira tanpa harus mencaci maki dan menistakan sesama umat,” kata Saiful.
Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara Borobudur MBMI 2023, Fatmawati, S.E., menjelaskan bahwa sebanyak 300 lampion diterbangkan dalam kegiatan ini. Peserta tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari mancanegara, seperti Singapura, Tiongkok, Malaysia, Vietnam, Laos, dan Kamboja.
“Sebelum lampion diterbangkan, umat Buddha melakukan meditasi. Maknanya bagi kami sebagai umat Buddha adalah dengan menyalakan penerangan lilin sebagai sarana puja kepada Sang Buddha. Namun, kami juga menyalakan lilin kedamaian di hati masing-masing, sehingga dari satu orang bisa menerangi banyak orang di sekelilingnya dan menerangi dunia dengan kedamaian,” ujarnya.
Ketua Umum MBMI Agus Jaya menuturkan bahwa penyalaan lilin dan pelepasan lampion juga menjadi simbol dari pencapaian batin untuk menjalankan hidup yang lebih bahagia. Dia mengajak semua umat untuk terus melakukan praktik dhamma guna meningkatkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. “Perbanyak kebajikan dan wujudkanlah kedamaian dalam diri dan dunia,” ujarnya.
Salah satu peserta, Kelvin dari Tangerang, menyatakan kebahagiannya dapat mengikuti penerbangan lampion sambil berdoa agar diberi kesehatan, panjang umur, tercipta keharmonisan keluarga dan masyarakat, serta untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Pabbajja Samanera tahun ini diharapkan dapat memperkuat daya tarik Candi Borobudur sebagai destinasi wisata religi dan mendatangkan lebih banyak wisatawan dari sejumlah negara ke Indonesia.