Badan Pengelola Masjid Istiqlal menggelar dialog virtual nasional lintas Iman.
Dialog dengan mengangkat tema Peran dan Tantangan Agama di Masa Pandemi ini berlangsung Selasa (14/7/2020).
Hadir sebagai Keynote Speakere Wakil Presiden RI Prof Dr KH Ma’ruf Amin, Menteri Agama Jenderal TNI Purn Fachrul Razi.
Sementara narasumber ada Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar, Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo selaku Konferensi Waligereja Indonesia.
Ada juga Kepala Pusat Kerukunan Ummat Beragama Dr H Nifasri, Persetujuan Gereja Indonesia Pendeta Gomar Gultom.
Kemudian, Parisada Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Perwakilan Ummat Buddha Indonesia Dra. S. Hartati Murdaya, Serta Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Budi Tanu wibowo.
Dalam dialog tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta para pemuka lintas agama mendukung keberhasilan dan kesuksesan kebijakan adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang diterapkan Pemerintah, jika angka kasus dan penyebaran COVID-19 mengalami penurunan di beberapa daerah.
“Dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini, saya ingin mengajak para tokoh agama untuk tidak henti-hentinya mengingatkan para pemeluk agama agar mau memahami dan mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan Pemerintah,” kata Ma’ruf, saat menyampaikan sambutan dalam acara Dialog Virtual Nasional Lintas Iman yang diselenggarakan Badan Pengelola Masjid Istiqlal dari Jakarta, Selasa.
Ma’ruf mengatakan peran tokoh agama menjadi kunci penting bagi keberhasilan penerapan kebijakan adaptasi kebiasaan baru tersebut.
“Saya yakin peran para tokoh agama sangat penting untuk memastikan keberhasilan kebijakan ini. Kita harus bisa meyakinkan umat bahwa badai pasti berlalu, setelah suatu kesulitan pasti akan datang kemudahan,” ujar Ketua Umum non-aktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.
Menurut Wapres, Pemerintah juga telah menyiapkan protokol kesehatan di masa adaptasi kebiasaan baru, sehingga masyarakat tetap aman dalam melakukan kembali kegiatan, khususnya di bidang perekonomian, setelah menjalani masa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Ma’ruf juga meminta kepada para tokoh agama untuk ikut menyampaikan sosialisasi protokol kesehatan dalam masa adaptasi kebiasaan baru kepada masyarakat, dan meminta seluruh umat mematuhi protokol tersebut.
“Saya ingin mengajak kita semua untuk terus memberikan bimbingan kepada semua umat untuk menjaga semangatnya dalam mematuhi semua protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, sering mencuci tangan, dan menjaga jarak,” ujarnya pula.
Pandemi COVID-19 masih menjadi ancaman serius karena tingkat penularannya masih tinggi, yang mencapai 75.699 orang terpapar, 36.455 orang dalam perawatan, dan 3.606 orang meninggal dunia, kata Wapres Ma’ruf Amin.
“Selain itu, sangat penting pula untuk mengajak semua umat agar turut serta berbagi dan menggalang solidaritas guna meringankan beban masyarakat yang membutuhkan bantuan,” kata dia. Pasalnya, dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini telah menimbulkan kesulitan kepada seluruh masyarakat. Utamanya kalangan masyarakat miskin dan rentan. Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran besar senilai Rp 695,2 triliun untuk penyediaan fasilitas kesehatan, bantuan sosial, dan berbagai kebijakan relaksasi dan stimulus bagi dunia usaha. Namun jumlah tersebut dikatakannya tidak berarti dapat menjamin kondisi perekonomian dan sosial masyarakat bisa pulih kembali. “Saya ingin kembali mengajak para tokoh agama untuk tidak henti-hentinya mengingatkan para pemeluk agama agar tetap menjaga semangat, tidak berputus asa atau menyerah, serta mau memahami dan mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah,” kata Ma’ruf.
Dalam kesempatan ini, ketua umum DPP WALUBI, Dra. S. Hartati Murdaya hadir dengan didampingi YM, Maha Bhiksu Dutavira Sthavira (Ketua Majabumi Tanah Suci) dan Bhikkhu Sa¤¤ano Darmawan (Ketua Majubuthi). Diakhir dialog dilanjutkan pemberian cinderamata oleh rof.Dr. KH. Nasaruddin Umar. MA., Imam Besar Masjid Istiqlal kepada Keynote Speakers serta dilanjutkan siaran perss.